Beberapa hari lalu, lagi ngescroll-scroll timeline twitter ada hal menarik yang membuat gue tiba-tiba menjadi bersemangat, deg-degan, sumringah. Salah satu buzzer yang selalu menyemarakkan timeline dan ngetwit hampir tiap detik di Indonesia, siapa lagi kalo bukan @aMrazing.. ngetwit kuis dengan hadiah gratis ke Inggris selama 7 hari! Ke tujuh stadion ternama, tujuh ikon Inggris! Reaksi gue jadi sedemikian gak jelas saking antusiasnya. Gue menjadi sangat ekspresif, dinamis dan klimis. Mungkin ini adalah kuis dengan hadiah yang gak masuk akal buat gue. Gue membayangkan gue bakal overdosis kebahagiaan kalo bener sampe disana.
Inggris adalah negara luar pertama yang gue tau di dalam hidup gue. Sepakbola. Hal yang membuat gue mengenal negara ini, terutama Manchester. Manchester dan sepakbola adalah salah satu hal luar biasa yang gue liat saat masih kecil, bagaimana klub terbesar Manchester United dengan pemain-pemain fenomenalnya yaitu Beckham, Giggs, Scholes, Nistelrooy, Roy Keane dll berhasil menghipnotis gue dengan keindahan permainan dan energinya dalam sepakbola. Sejak saat itu gue resmi nge-fan dengan United. Tiap pekan dengan Ayah gue habiskan untuk nonton pertandingan United. Makin gue tonton, makin gue nge-fan, makin gue jatuh cinta sama United. Jersey pertama gue adalah jersey United dengan nama Giggs. Waktu itu sebenernya gue pengen banget make nama Beckham, tapi karena bujuk rayu dan mulut manis si abang yang jual gue jadi mau make nama Giggs. Si abang emang manis dahsyat. Kemudian gue tumbuh dan besar jadi fan layar kaca United hingga sekarang. Tiap menyaksikan panji-panji United bermain, terlihatlah sudut-sudut megah Old Trafford menarik perhatian gue. Bagaimana Old Trafford dan puluhan ribu Red Army membuat gue merinding dengan chants dan semangatnya seolah-olah semua pertandingan merupakan partai final. Mereka bernyanyi tanpa henti mendukung tim dengan determinasinya sebagai fans. Itu semua mengintimidasi lawan dan menjadi sangat sulit bagi mereka bahkan untuk meraih satu poin saja. Mereka terintimidasi, memiliki semacam trauma jika bermain di Theatre of Dreams. Theatre of Dreams yang selalu menjadi panggung besar pemain United sejak dulu untuk mewujudkan mimpi mereka, bagaimana kesuksesan muncul berawal dari sini dan bagaimana sejarah mencatat semua peristiwa-peristiwa masif. Nama-nama hebat seperti George Best, Eric Cantona, Ryan Giggs, David Beckham, Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney menjadi pemain bintang di planet ini. Maka terujilah julukan Theatre of Dreams.
Semua orang pasti ingin sekali ke Old Trafford sekalipun mereka bukan penggemar sepakbola atau United. Apalagi gue. Gue selalu bermimpi suatu hari nanti bisa ke Old Trafford menonton pertandingan United. Merasakan aura magisnya, menggenggam rumputnya, melihat semua trofi yang telah menasbihkan United sebagai klub terbesar, terbaik, tersukses sepanjang sejarah. Rasanya pasti gila, luar biasa dan bikin gue speechless bukan main. Bahkan mungkin lebih. Gue nulis ini aja udah gila rasanya.
Bukan cuma fan United, gue juga penggemar sepakbola dunia. Yang gue suka dari Inggris adalah sepakbola khas kick & rush-nya, atmosfer pertandingan, riuhnya suporter dan suasana Inggris itu sendiri. Gue selalu memperhatikan hampir semua hal mulai dari perkembangan sepakbola Inggris, sistem sepakbola mereka, bagaimana mereka menjadikan sepakbola sebagai ladang bisnis serta teknologi yang diterapkan. Hal yang sangat-sangat menarik buat gue karena banyak yang bisa dipelajari dari semuanya. Walaupun gue fan United, gue tentunya tetap menaruh respek terhadap Chelsea, Arsenal, Manchester City dll tapi sedikit sulit untuk Liverpool. Haha.. Semuanya dengan gaya sepakbola yang berbeda-beda dan yang membuat Premier League menarik. Gue kagum dengan stadion mereka, Emirates Stadium milik Arsenal yang dibangun dengan megah nan hebat itu dalam tujuh tahun untuk menggantikan Higbury, Stamford Bridge nya Chelsea, luasnya White Hart Lane milik Spurs, Anfield dan Goodison Park yang mewakili rivalitas Merseyside, Etihad Stadium dengan taipan & nama barunya dan stadion-stadion lainnya. Semuanya luar biasa. Apalagi Wembley, stadion terbesar yang sangat historik sekali bagi perjalanan sepakbola Inggris. Wembley yang baru pun kini menjadi makin fenomenal dan modern.
Belum lama ini ada hal yang membuat gue ngerasa sangat deket dengan Inggris. Desember taun lalu keponakan gue yang masih SMP dapet kesempatan buat ngunjungi Inggris dan markas klub-klub besar karena pertukaran pelajar di London selama 2 minggu. Tentu aja gue iri, tapi tetep seneng karena bisa nitip oleh-oleh. Saat itu juga gue merasa deket banget dengan Inggris, padahal yang mau pergi juga bukan gue. Singkat cerita dia pulang dan berhasil bikin gue iri berat dengan foto dan ceritanya yang ngunjungin beberapa stadion termasuk Old Trafford. Panas? Memang! Dan yang nggak kalah kampret lagi adalah dia ngasih oleh-oleh scarf Liverpool. Iya Liverpool, rival terbesarnya United. Padahal yang gue minta jersey United langsung dari United Megastore yang fenomenal itu. Gue kesel dan dia sukses ketawa ngikik dengan rasa puas. Ponakan gue ini fan Manchester City, bayangkan betapa kampretnya dia saat itu. Ya, kayaknya gue harus ke United Megastore nanti dan membelinya langsung bareng Mister Potato.
Bukan cuma sepakbola, kehidupan disana juga sangat menarik perhatian gue. Semua hal yang gue lihat di tivi, gue denger dari cerita orang-orang, gue baca di buku dan majalah. Atmosfer dan suasana yang berbeda sekali dengan Indonesia terlihat dari bangunan bersejarahnya, ketertiban kota dan masyarakatnya, kultur dan budayanya. Bagaimana mereka memadukan bangunan modern dengan bangunan bersejarah namun tetap kelihatan harmonis dan nyaman. Semuanya terlihat jelas dari ikon-ikon Inggris itu sendiri. Big Ben, tower tinggi dengan jam yang besar sebagai ikon London sejak 1859 hingga sekarang yang tepatnya berada di Westminster, London. Ada Buckingham Palace, tempat ratu Inggris melaksanankan tugasnya sebagai kepala negara. Tempat yang selalu ramai dikunjungi turis, apalagi pada jam-jam tertentu saat pasukan istana melaksanakan upacara. Tahun ini sendiri Buckingham Palace akan dibuka untuk publik mulai 26 Juli hingga 28 September. Pas banget ini kalo menang. Eh. Dan tidak jauh darisana ada ikon Inggris lainnya, Trafalgar Square. Katanya cuma 5 menit untuk kesana dari Buckingham Palace. Harus dibuktiin bareng Mister nih. Trafalgar Square sendiri adalah area publik dan pusatnya para turis di sekitar London. London Eye, dikenal juga dengan Millenium Wheel ialah ferries wheel tertinggi di Eropa saat ini dengan 443 kaki. Lalu ada Westminster Abbey, gereja dan salah satu bangunan paling bersejarah di Inggris. Dan ikon London lainnya adalah King's Cross Station. Ikon-ikon Inggris juga bukan hanya di London. Di Liverpool, terkenal asalnya salah satu band paling legendaris sepanjang sejarah, The Beatles, ada The Beatle Story musemunya mereka. Tempat yang paling ingin dikunjungi semua fans The Beatles diseluruh dunia, selain Abbey Road tentunya ya.
Inggris dan utamanya Manchester. Gue sudah menanamkan mimpi ini dari kecil dan selalu berkeinginan mewujudkannya suatu hari nanti. Sebagai fan layar kaca, berdirinya bulu kuduk tiap menyaksikan United bermain, meningkatnya emosi dengan drastis dan gak masuk akal, serta suara yang serak adalah hal yang sangat biasa. Gak bisa gue bayangin gimana rasanya kalo gue bener-bener ada disana, di Manchester, di Old Trafford. Mungkin yang bisa gue bayangin pertama adalah gue bakal nangis, nangis nggak percaya kayak Ronaldo saat United menang di Moscow 2008 atas Chelsea. Atau kebahagiaan yang meledak-ledak seperti Ole Gunnar Solskjaer saat selebrasi golnya yang menentukan kemenangan United pada injury time atas Bayern Munchen di Camp Nou, Final Liga Champions 1999. Priceless.
Itu semua adalah alasan kenapa gue harus pergi ke Inggris, mewujudkan semua mimpi dan fantasi gue. All that I want is Manchester and Old Trafford! Sisanya adalah bonus yang hebat! I'll see you, Old Trafford...soon!
Let me reach my biggest dream, Mister!
0 comments